Jakarta - Sejumlah elemen buruh, salah satu di antaranya Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menggelar aksi demonstrasi di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tepatnya di seberang Menara Danareksa pada Rabu, 10 Desember 2025.
Salah seorang orator mengatakan pihaknya mengajak seluruh elemen buruh mengawal Rancangan Undang-Undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Menurut dia, perubahan atau revisi atas UU tersebut harus berpihak kepada tenaga pengajar seperti dosen dan guru.
"Kita harus kawal RUU Sisdiknas kawan-kawan, agar dosennya gajinya layak, satuan pengamanan (satpam) kampus gajinya layak, office boy (OB) kampus gajinya layak," kata orator tersebut.
Mereka juga menuntut pemerintah harus memberikan atau menjamin pendidikan gratis bagi mahasiswa.
Maka itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan dosen dan guru serta stakeholders terkait, agar tenaga pengajar bisa mendapatkan gaji yang layak.
"Karena RUU dosen dan guru adalah salah satu sumber eksploitasi dan penindasan," ucapnya.
Sebab, dosen dan guru harus berjuang sepenuh tenaga guna mencerdaskan anak bangsa. Menurut dia, ini saat yang tepat menyoal kenaikan gaji para tenaga pengajar.
"Tetap harus berjuang mencerdaskan mahasiswa-mahasiswi kami, siswa-siswi kami, dan seluruh masyarakat Indonesia. Karena kami ingin, dosen-dosen ini ingin teman-teman semua cerdas," ucapnya.
Menurut orator tersebut, setiap anak bangsa harus mendapatkan pendidikan tinggi yang layak, agar kelak tidak menjadi aparat yang dinilainya selalu berlaku represif menindas rakyat.
"Teman-teman semua pintar. Biar teman-teman bisa menjadi buruh yang progresif, bisa menjadi buruh dengan gaji yang layak, supaya teman-teman tidak jadi polisi, teman-teman. Teman-teman tidak jadi TNI," ujar dia.
"Yang bisanya cuma gebuk dan melarang, teman-teman dan tidak mengerti apa itu hak asasi manusia (HAM)," ucapnya dengan nada berang.
Orator tersebut juga berpesan agar perjuangan harus tetap dilanjutkan meski ada dugaan penangkapan sewanang-wenang terhadap warga yang dianggap kritis hingga subversif.
"Juga salam solidaritas untuk teman-teman yang melawan, teman-teman yang saat ini ditangkap. Saya percaya teman-teman yang ditangkap bukanlah penjahat, teman-teman. Tapi mereka adalah pejuang demokrasi, teman-teman. Mereka adalah pejuang lingkungan dan mereka adalah pejuang yang ingin kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Jadi mereka adalah pejuang, yang menangkap adalah penjahat," katanya.